Tuesday, November 4, 2008

Obama wins!


(America : Tuesday night, 4 October 2008)

Barrack Obama wins the US presidential election and become the 44th US president.!
He defeated John McCain by 338 vote, while McCain only has 155 (it is still counting)

He is the first black african-american first president of the US..amazing!!!
His long campaign journey was also astonishing. Most of American said that Obama's campaign was similar to Kennedy's. All of them were enthusiastic in listening to Obama's speech and giving their supports (also vote) to their trusted man. And now, all their support are coming true...they will see their trusted man will rule and govern their country.

Hopefully, his leadership will make America become a good and wise country. Hopefully, he can stop all the wars that initiated by Bush Jr. This is the time to make the change!

(live coverage form channel 9)

Monday, November 3, 2008

Akhirnya RUU Pornografi Disahkan

Kompas (KCM) Kamis, 30 Oktober 2008 | 13:26 WIB

JAKARTA, KAMIS — Setelah melalui proses sidang yang panjang, Kamis (30/12) siang, akhirnya RUU Pornografi disahkan. RUU tersebut disahkan minus dua Fraksi yang sebelumnya menyatakan walk out, yakni Fraksi PDS dan Fraksi PDI-P.

Menteri Agama Maftuh Basyuni mewakili pemerintah mengatakan setuju atas pengesahan RUU Pornografi ini.

Menurutnya, RUU ini nondiskriminasi tanpa menimbulkan perbedaan ras, suku, dan agama. Substansi RUU juga dirasa tepat dan definisi dirasa sangat jelas. RUU ini untuk melindungi masyarakat dan sebagai tindak lanjut UU perlindungan anak dan penyiaran.

ANI
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
====

sekali lagi...akhirnya...RUU APP disahkan...what a relieved!....
melihat kenyataan kondisi di Aussie yg sungguh2 terbuka dengan segala macam kebebesannya, rasanya mensahkan RUU ini merupakan langkah yang tepat. Smoga dengan adanya RUU (eh UU) ini, gelombang kebebasan yg menitikberatkan exploitas tubuh manusia bisa diredam.

yang perlu diperhatikan atas disahkannya UU ini adalah beberapa pertentangan dari beberapa suku atas sebagain pasal di UU yang berhubungan dengan pakaian adat yg sedikit terbuka. smoga para penegak hukum dapat dengan bijak berinteraksi dengan mereka. menurut pendapat gw (pribadi) UU ini sama sekali tidak melarang adat istiadat untuk melaksanakan hal-hal yang diyakini. jadi rasanya tidak perlu khawatir kalo UU ini akan melarang mereka memakai kemben atau koteka krn itu smua adalah bagian dari keberagaman bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.

tapi klo hal2 tradisional itu diterapkan pada waktu & situasi yg tidak tepat, dampaknya juga gak bakal bagus. mata gw kaya'nya bakal risih klo para lelaki diluar Papua memakai koteka ketika mereka pergi kerja atau mengantar anak2nya ke sekolah. Atau melihat para ABG rame2 pergi ke tempat kursus hanya memakai kemben (gak pake BH pula!)....apa jadinya Indonesia? bakal lebih parah dong dari Brissi....iii serem....

pada musim spring ke summer ini, banyak wanita2 menjadi orang miskin. mereka tidak mampu membeli baju atau rok yg menutup kulit mulus mereka. hampir rata2 cewek2 memakai pakaian yg sangat minim (even Indonesian people!). padahal mereka itu dah tau kalo di QLD penderita kanker kulit (karena sengatan sinar matahari) sangatlah tinggi dibandingkan dng negara2 bagian yg lain. but why they still wear such short clothes?

berkenaan dng hal ini, waktu di kelas INDN2001, gw pernah menanyakan pendapat mahasiswa laki2 tentang perempuan2 berpakaian minim. ternyata jawab mereka cukup mengejutkan, mereka sudah tdk menganggap perempuan2 itu sexy lagi karna mereka sudah SANGAT terbiasa melihat pemandangan ini, bahkan di beberapa pantai, topless women are so common.
i have no comment concerning their statements :(

seketika, gw merasa bersyukur dengan teman2 muslim or non muslim yang masih mempertahankan kesopanan berpakaiannya. smoga seiring dengan berjalannya waktu, wanita Indonesia bisa tetap menghargai tubuhnya & melindunginya dari segala macam exploitas. wallahu'alam...






Wednesday, October 29, 2008

the end of semester 2, 2008

Alhamdulilah...100000000000x (dst)
gak bosan & henti2nya gw ucapkan syukur (banyak2) kehadirat Allah SWT yg telah memudahkan proses kuliah gw di semester terakhir ini. semester yg menurut gw paling berat karna ada kejutan2 baru yg muncul secara bersamaan.

selain harus mengajar 2 kelas bhs Indonesia yang cukup menguras sebagian energi gw, gw jg tetep harus mempertahankan 4 orang anak2 asuh tercinta yg sedang belajar alQur'an. terkadang klo lalai, smua jadwal bisa kacau. contohnya: gak ada persiapan bwt ngajar, gak datang ngajar iqro, atau gak konsen ngajarnya karena pikiran selalu tertuju pd thesis. serasa waktu begitu ketat...nafas panjangpun sulit dilakukan...langsung pada saat itu terbayang temen2 mahasiswi yg mengurus bayi atau anak pd saat menghadapi hal yg sama...ya Allah, tolong teman2 hamba...

sekarang, setelah tugas kuliah terahir hampir selesai (masih harus menunggu perbaikan thesis), rasanya gw bisa deh menyelesaikan pr2 lain yang sempat tertunda. contohnya, yang menurut gw penting, merutinkan tilawah, solat tepat waktu, solat2 sunnah, makan makanan yg bergizi, beristirahat & olahraga. semuanya ini smoga bisa membuat kondisi caby (calon baby) gw lebih baik :) karena selama ini, caby terkadang harus mengalah karna tuntutan thesis :( semoga dia tetep dilindungi Allah SWT selamanya. amin...

btw, sejak kemarin gw & suami dah mulai packing. packing harus sudah slesai sbelum qt k Sydney hari rabu dpn (11 nov 08) insya Allah. Alhamdulillah bisa ngeliat Opera House utk kedua kalinya & skrng ditemani dng suami tercinta...perjalanan yg bakal menyenangkan!

tak terasa...insya Allah sebulan lebih kedepan, gw & kluarga insya Allah telah kembali ke tanah air.
alhamdulillah....

Monday, June 16, 2008

16 Juni jam 4 sore waktu bne

hari ini adalah hari menuju pembebasan...cieee...
u know why?
today, believe it or not, I submit the final paper of second language acquisition on 4 p.m. ...yaahuuuyyy....dan yang lebih menyenangkan lagi, setelah submit SLA, suamiku tersayang membebaskan aq dari tugas masak & mentraktirku utk makan apapun (asal halal dan resto.nya gak jauh dari rumah). walhasil, kulangkahkan kaki ini dengan semangat menuju ke warung kebab di depan coles st. lucia. hmmm....nikmatnya makan kebab berdua dengan kekasih...jadi lupa deh segala kemumetan yang ada di otak. tapi...setelah dari sini mau pergi kemana lagi yah? hi..hi..hi..ini otak cuma mo nuntut satu: memikirikan hal2 yang ringan dan menyenangkan, dah capek dia rupanya diajak kerja keras selama 1 bulan kebelakang :p

well..sebelum jalan2, ada baiknya gw menyelesaikan assignments RT yg tertunda, misalnya:
1. buat kue brownies, bahan dah ada, tinggal waktu pembuatan yang harus ditentukan dalam tempo sesingkat2nya
2. melicinkan baju2 yang dah 2 minggu tertumpuk di koper kesayangan...wah, ini bakal bikin tangan gw berotot neh
3. merapikan berkas2 kuliah yang sedang berkelana diseluruh penjuru rumah...mm...jadi bingung, ini rumah atau perpustakaan yah? :p
4. mencoba masakan yang belum dimasak sebelumnya ;-)
5. memulai game jigsaw yang selama ini belum sempet kukotak katik
yang jadi pertanyaan...apakah semuanya bisa dilakukan besok hari? mm..i wonder...

Tuesday, June 10, 2008

mau ngerjain yang mana???

assalamu'alaikum...loha...

alhamdulillah bisa nongol lagi di blogger setelah (hampir) 2 minggu tenggelam dalam lautan assignment & exams...mm..padahal skrng juga masih seh tapi daratan kebebasan sudah mulai tampak di pelupuk mata, jadinya makin semangat diri ini menggerakkan segala tenaga & pikiran untuk menyelesaikan seemmuuaannyyaa...dan setelah itu I'M FREEEEEEEE :D mmm..pengen jalan2 kemana yah? ^_^

ok..its time for me to report events that are being conduct for the past 3 weeks..such as:
1. 7-10 Juni Lifeline mengadakan kegiatan rutinnya berupa Bookfest di Brisbane Convention Centre (gambarnya yg disebelah), alhamdulillah aq & suami bisa mengunjungi pameran buku terbesar di Brisbane ini utk yg terakhir kalinya...hiks..hiks...karna utk pemeran selanjutnya, insya Allah bulan Januari 2009, kita dah balik ke Jakarta




2. 5-6 Juni pengurus IISB bersama bp. Hendra (PR) memfasilitasi kegiatan spiritual training alias pelatihan Sholat Khusyu' bersama ust. Abu Sangkan (http://shalatcenter.com/). disini Abu Sangkan mengingatkan kembali sendi2 dalam sholat yg sering kita lupa. sebelum melakukan sholat, hendaknya kita bener2 siap untuk menyerahkan diri kita kepada Allah SWT secara totalitas dan melepaskan segala jabatan keduniawian yg mungkin selama ini kita bangga2kan padahal di mata Allah tidak berarti sedikitpun. Solat membawa kita menjadi orang yg tidak sombong & tahu diri. kata "Allahu Akbar" menandakan bahwa Allahlah yang hanya patut untuk memiliki rasa sombong, sedangkan kita...sebesar biji zarrahpun tak pantas!!! jika kita udah bisa untuk menghilangkan sifat sombong dlm diri, maka kita patut/berhak untuk sujud kepada Allah, secara sujud ini kita memposisikan diri kita sama dengan tanah...rendah & patuh...tapi pada saat yang sama kita bebaskan ruh kita ke langit tujuh untuk berkomunikasi langsung dengan Allah. Subhanallah...deskripsi yang begitu dalam & menghujam dalam sanubari gw...
anyway, di kegiatan ini, seperti yg sudah bisa gw tebak, panitia menunjuk gw utk menjadi ines sang sekretaris :p walau pertamanya rada2 deg2an (krn khawatirnya segala macam kegiatan persiapannya bakal "interfere" jadwal kerja otak gw...tapi..alhamdulillah Allah masih membantu & gw seneng bisa berkontribusi sedikit utk dakwah Brisbane)

3. setelah hari selasa (10 Juni) ngumpulin tugas terakhir Second Language Teaching, rencananya gw mo ngegosok & nonton tv sepuasnya, biar agak longgaran neh otak :p eh tau2nya gw ketiduran pas mo nunggu Isya :)) walhasil gagal deh rencana gosoknya :p tapi untuk nonton teteup dong ;-) trus jam 10.30 p.m. gw liat seluruh acara TV yg gak menarik banget eh tau2nya di SBS ada film dokumenter dari Mongolia yg bikin hati ini penasaran...judulnya aja The Story of The Weeping Camel...cerita unta menangis??? mana bisa? apa ceritanya sama dengan unta yg menangis pada zaman Rasulullah SAW dulu?? mmm...so, gw ikutin cerita film itu & pada akhirnya gw tau kenapa unta itu menangis...ooohhh..aq juga ikut menangis :'( suerrr!
ternyata ada salah satu unta betina (temee) milik keluarga Ugna (anak umu 5 thn) yg menolak utk menyusui baby unta (botok) yg baru aja dilahirkan. si botok ini tau loh penolakan ibunya & dia mengadakan aksi mogok minum susu yg diberikan oleh ibu Ugna & mogok jalan (dia cuma duduk & tidur2an) utk menarik perhatian ibunya. melihat hal ini, keluarga Ugna menyuruh Ugna & kakaknya (Dude) untuk memanggil pemain biola (biola tradisional Mongolia) untuk menyelesaikan masalah ini. loh..?? bagaimana mungkin?? eit tunggu dulu cerita belum abis...terus...pas pemain biolanya tiba ke kemah Ugna (yg terpisah dari kota), dia & keluarga Ugna langsung menemui botok yg msh dlm aksi mogoknya :( trus bapaknya Ugna membawa temee ke hadapan pemain biola yg sedang mengingatkan selendang biru di kedua sisi biola miliknya. pas bapaknya Ugna & temee tiba, pemain biola menaruh biolanya di punuk depan temee. setelah beberapa menit, ibu Ugna menyanyikan lagu (sambil mengelus temee) yg sangat indah...gw gak tau artinya apa, tapi dari nadanya...dalem banget. lagu & suara dari biola menenangkan temee yg sedari tadi menolak utk didekatkan dng botok. dari sini keajaiban terjadi...temee mengeluarkan air mata (tidak hanya satu dua tetes tapi deres man!) & sifatnya mulai berubah lembut ke botok..subhanallah...binatang jg memiliki perasaan yg lembut!...sambil terus bernyayi, ibu Ugna mendekatkan botok ke ibunya & you know what happened next? temee mencium botok & mengijinkan dia utk menyusus...masya Allah...nyanyian & suara alunan biola yg lembut meluruhkan keangkuhannya terhadap anaknya sendiri...merinding gw...maha suci Allah dengan segala kebesaran & kekuasanNya. dari film dokumenter ini, alhamdulillah ternyata masih ada orang yg memiliki rasa belas asih terhadap binatang & menyelesaikan suatu masalah dng cara damai...
can we do that?


wallahu'alam bishowab
---------------
sumber gambar : google search engine

Tuesday, May 27, 2008

26 Mei 2008

My beloved hubby has just celebrated his birthday away from his depok's family; it never happened before. Yet, he never complain about it.

Along with his kindness, patience, and love, he stays with me & support all of my efforts to conquer this challenging semester.
I'm very grateful to hear his intention to do the shaum to celebrate his birthday as well as giving me strength to do the exam on his happiest day. I'll make it up...Insya Allah...

Ya Rabbi, jika Engkau mengijinkan, berikanlah apapun yang terbaik untuk suami hamba di kehidupannya di dunia & akhirat.

Selamat ulang tahun mas...
Terima kasih atas segalanya & mohon maaf atas segala khilaf
....
with all my deepest love, forever



Monday, May 12, 2008

pentas seni IISB, 11 Mei 08


Hari Minggu kemarin, Indonesian Islamic Society of Brisbane ngadain pentas seni sekaligus fund raising untuk para anak2 Indonesia yg kurang beruntung. Acara ini di moderatori oleh Asti & Dimas & dimeriahkan oleh anak2 TPA (boys & girls), tari Piring, Angklung grup, tari Saman, pembacaan puisi, dan lelang lagu2 yg dimainkan dari biola & kecapi pak Iman. Boleh dibilang, acara pentas seni ini cukup sukses apalagi bazar makanan indonesia.nya...whuiiihh...laris manis. Aula Ahimsa yang tidak begitu besar menjadi padat dengan pengunjung yang antusias menonton pertunjukan sambil menikmati jajanan Indo. wahh..dah bener2 kaya di Indo deh! .... I miss mie ayam so much :((
so...sekali lagi bravo yah untuk para panitia & temen2 suamiku yang berusaha sekuat tenaga untuk membuat acara fund raising ini berjalan dengan sukses. ^_^

(St,Lucia...malam menjelang dini hari)

Thursday, May 8, 2008

konsep Maaf


Apa yang kamu pikirkan jika kamu berhadapan dengan seseorang yang meminta maaf (apapun alasannya). Apakah kamu memperhatikan caranya meminta maaf? Apakah body language.nya berubah?
Menarik juga loh untuk melihat "fenomena2" yang menyertai dibalik permintaan maaf seseorang; karenanya, daku coba menguak "fenomena" orang Indonesia meminta maaf.
----------------------------------


How do Indonesian men and women apologize?

Investigating the nature of apology across cultures is very interesting study since the underlying conceptions of conditions and norms of apology may differ from one culture to another. It is not surprising that there are many literatures explore the apology in many aspects, for example strategies of apology between one culture and another, situations that may influence the apology took place, the differences between men and women in making apology, etc. Meier (1998) and Bataineh & Bataineh (2006) in their articles stated that there is some evidence in the cross-cultures literature that apologies are a speech act where gender differences are likely to be found, especially in the English speaking countries. Meier discussed some studies that show gender differences significantly affect the use of apology, and from her own investigation, she found out that her females respondents used the word “really” more often than males in making apology, while the males used “terribly” as in “I’m terrible sorry” more often than the females did. In line with it, Bataineh & Bataineh believed that gender played an important role in the use of apology strategies. They found out that male and female respondents differed in their use of apology strategies. The females tend to apologize more than their male counterpart, as females used “statement of remorse” more often than the males. Although both male and female respondents used the same primary strategies of “accounts, reparation, compensation, and self-castigation”, female respondents used them more than male respondents. Furthermore, female respondents used slightly fewer non-apology strategies, i.e. avoiding a responsibility for doing something wrong and apologizing for it, than male respondents

Nevertheless, are the above conditions also occur in Indonesia? Wouk (2006a, 2006b) in her two articles tries to investigate whether there are any differences between Indonesian males and females in terms of making the apology. The respondents, who consist of 60 males and 44 females, were being asked to give their opinions of how will they respond to the following six situations that acquire them to make an apology, such as:

  1. the speaker forgot to buy books that a younger sibling had asked for,
  2. the speaker missed a friend’s party,
  3. the speaker passed something to a same-aged stranger with the left hand (taboo in Indonesian culture),
  4. the speaker kicked a ruler towards an older sibling instead of handing it to them,
  5. the speaker bought the wrong office supplies for their boss, and
  6. the speaker soaked an older man with a hose

Interestingly, from all the above situations there are variations of politeness in apologizing. For example in situation B (missed the party) and situation C (passed something to a same-aged stranger with the left hand), male respondents used significantly more upgrading pattern of apology (i.e. using words which equally mean really [bener, pasti, betul] or very/too [terlalu, sekali, sangat], as well as others relating to quantity, like banyak ‘a lot’ and sebesar-besarnya ‘as much as possible), more explanation, more intimate terms of address (i.e. honorific terms), and more solidarity oriented pragmatic particles (such as deh, sih, neh, or dong, koq, aja, and aja) than female respondents. This upgrading or intensifier form is employed to show speakers’ respect for the recipient of the apology, and usually it is used by younger person as a respect for the older ones or someone who has a higher status social than the speaker. While the female respondents are more likely to express lack of intent than men meaning that the females did not have the intention to do impolite behaviors such as in situation D (kicked a ruler towards an older sibling instead of handing it to them), C (passed something to a same-aged stranger with the left hand), and F (soaked an older man with a hose). From these findings, Wouk (2006) concluded that there are no significant differences between Indonesian men and women when making the apology. If it was compared to European languages studies, gender differences in Indonesian language seemed to be far smaller.

Although Wouk’s respondents were from Mataram (Lombok), it was an adequate representative of Indonesian people. However, it will have been better if she explore another people from another province, such as Java as the representative from western part of Indonesia and Moluccas as the representative from eastern part of Indonesia.


References:


Bataineh, R.F. Bataineh, R.F. (2006). Apology strategies of Jordanian EFL university students. Journal of Pragmatics, 38:1901–1927. Retrieved December, 10, 2007 from http://www.sciencedirect.com.ezproxy.library.uq.edu.au/


Meier, A.J. (1998). Apologies: What do we know?. International Journal of Applied Linguistics, 8: 215-231. Retrieved December, 11, 2007 from http://www.blackwell-synergy.com.ezproxy.library.uq.edu.au/


Wouk, F. (2006a). Strategies of apologizing in Lombok Indonesia. Journal of Politeness Research, 2: 277-311. Retrieved December, 10, 2007 from http://www.swetswise.com.ezproxy.library.uq.edu.au/


Wouk, F. (2006b). The language of apologizing in Lombok Indonesia. Journal of Pragmatics, 38: 1457-1486. Retrieved December, 10, 2007 from http://www.sciencedirect.com.ezproxy.library.uq.edu.au/


--------------------------

Bagaimana orang non-Indonesia meminta maaf yah??

--------------------------
Picture reference : http://202.75.42.77/~scooters/gambaq/underconstruction.jpg


Saturday, May 3, 2008

pEnDiDiKaN

allow me to give you two education situation in our world, hopefully they will give us some insight of how to treat our children wisely :)

1. Indonesia

http://www.kompas. com/kompascetak. php/read/ xml/2008/ 04/26/02080511/ ketika.pensil. anak-anak. itu.tidak. bergerak

Kasus Ujian Nasional
Ketika Pensil Anak-anak Itu Tidak Bergerak...
Sabtu, 26 April 2008 | 02:08 WIB

Oleh Andy Riza Hidayat

Kelengangan Jalan Galang, Lubuk Pakam, pecah. Rabu (23/4) pukul 13.30 ledakan keras dari pucuk senapan menyalak di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Lubuk Pakam, Deli Serdang. Sekelompok orang berpakaian sipil, tetapi bersenjata, membuka paksa sebuah ruangan di sana.
Para pendobrak pintu itu ternyata anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Sumut).

Guru yang ada di dalam ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Bimbingan Konseling (BK) kaget.
G Sianturi, guru bidang studi Ekonomi, hanya diam. Dia tak menduga ada
petugas berpakaian sipil merangsek masuk ruangan. Petugas memergoki para guru membetulkan lembar jawaban siswa peserta ujian nasional (UN).

Tanpa banyak kata, mereka menyita 284 lembar jawaban siswa, pensil, penggaris, dan peruncing pensil. Para guru gemetar, sebagian menangis.

Tiga hari sudah berlalu, tetapi Sianturi mengaku masih shock. Dia mengatakan hanya ingin membantu siswa yang kesulitan mengerjakan soal Bahasa Inggris. Diakuinya semua direncanakan para guru. Pada saat para siswa terlihat tidak bisa mengerjakan soal, guru-guru akan membantu membetulkan jawaban. "Kami terpaksa," katanya.

Bahasa Inggris adalah mata ujian pertama yang dijadwalkan pukul 08.00-10.00 hari itu. Begitu soal dan lembar jawaban terkumpul, empat guru Bahasa Inggris membuat kunci jawaban dan 16 guru kemudian "ngebut" membetulkan ulang lembar jawaban 284 siswa di ruang UKS dan BK tadi. Sementara itu, siswa meneruskan mata ujian kedua: Kimia (untuk siswa jurusan IPA), Geografi (jurusan IPS), dan Sastra Indonesia (jurusan Bahasa).

Sianturi menuturkan, guru terpaksa membantu karena kasihan siswa tak mampu mengerjakan ujian Bahasa Inggris. Mereka sudah memprediksi anak didiknya akan mengalami kesulitan meski sebelum UN, siswa sudah menjalani uji coba soal ujian dua kali. Hasil uji coba memang mengkhawatirkan. Itulah mengapa muncul ide untuk membantu siswa. Sayangnya, cara mereka justru mengubur makna pendidikan itu sendiri.

Para guru sadar, pilihan mereka merupakan tindakan keliru. "Kami sudah mengajarinya tiga tahun. Kalau mereka gagal UN, kasihan orangtuanya, kan," katanya. Ia menyesal, tetapi nasi sudah menjadi bubur.
Meski enggan bicara, Kepala SMAN 2 Lubuk Pakam Ramlan Lubis mengakui kejadian itu. "Kasihan siswa. Saat mengerjakan soal Bahasa Inggris, kami lihat pensil anak-anak itu tak bergerak, tanda tak bisa mengerjakan, " kata Ramlan dengan wajah menunduk. Wajah itu kusut, tetapi hampa.
Ramlan menggerutu pemerintah terlalu memaksakan UN. Baginya, penyamaan soal UN sangat tidak adil. "Bagi anak Jakarta, soal Bahasa Inggris itu mungkin mudah. Namun, bagi siswa kami, soal UN sangat sulit. UN ini terlalu
dipaksakan sehingga kami pun terpaksa membantu siswa," ujarnya.

Argumen Ramlan ini mungkin benar menyangkut kesenjangan kualitas pendidikan antardaerah. Ramlan dan para guru hanya tidak sampai hati saja melihat siswa mereka gagal. "Karena sebagian besar orangtua mereka itu buruh tani dan buruh kebun," katanya.
Kini wajahnya tambah keruh. Dua malam terakhir dia kurang istirahat. Rabu siang lalu dia harus menjalani pemeriksaan polisi bersama 16 guru lain sampai Kamis dini hari. Kini mereka berstatus tersangka pelanggar Pasal 263 (perihal pemalsuan surat) KUHP dengan ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara. Mereka wajib lapor kepada polisi dua kali seminggu.
Ramlan ingin semua pihak memahami peristiwa di sekolahnya. Namun, ia tak melanjutkan perkataannya. Dia buru-buru meninggalkan sekolah saat sejumlah wartawan ingin meminta penjelasan lagi. Ia mengakhiri pembicaraan dan pulang.

Para guru kemarin duduk-duduk di lorong sekolah. Satu per satu meninggalkan tempat duduk setelah tahu yang datang adalah wartawan. Di beberapa ruang, sejumlah siswa berbincang. Sebagian ikut ekstrakurikuler. Saat didekati, mereka membalikkan badan.

Sejak peristiwa Rabu lalu, tak banyak informasi keluar dari sekolah. Suasana sekolah itu kini jadi beku karena kekeliruan. Bangku-bangku dan lorong sekolah terasa senyap. Di salah satu meja guru bertumpuk koran-koran berisi berita penggerebekan para guru dan kecurangan sekolah itu.

Akan tetapi, praktik kecurangan UN di Sumut tak cuma terjadi di SMAN 2 Lubuk Pakam. Kecurangan juga terjadi di enam daerah lain di 24 SMA sederajat, yaitu di Medan, Humbang Hasundutan, Pematang Siantar, Simalungun, Toba Samosir, dan Binjai. Kecurangan di enam daerah itu masih sebatas laporan Komunitas Air Mata Guru (KAMG), belum termasuk kejadian lain seperti di SMAN 2 Lubuk Pakam.

Tahun lalu, KAMG melaporkan kecurangan serupa di sejumlah daerah di Sumut. Praktik kecurangan terbukti direncanakan demi nama baik sekolah dan daerah. Yang mengherankan, proses hukum bagi para pelaku kecurangan UN ternyata tak benar-benar ditegakkan. Setahun kemudian kasus serupa terulang.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Deli Serdang Ajun Komisaris Polisi Ruruh Wicaksono mengatakan, penggerebekan dilakukan berkat informasi awal datang dari seseorang.

Kedatangan satuan Densus 88 ke sekolah mendapat reaksi keras dari Wagino, orangtua murid dan kebetulan Ketua Komite Sekolah SMAN 2 Lubuk Pakam. "Saya menyayangkan polisi. Tindakan mereka berlebihan. Apalagi ada letusan senjata," ujarnya.

Wagino juga kesal dan kecewa pada sekolah itu. "Namun, itu bukan tanpa sebab. Semua terjadi karena UN dipaksakan digelar di seluruh Indonesia. Bagaimana bisa fair, kualitas guru beda, fasilitas sekolah berbeda.
Anak-anak kami harus menghadapi soal yang sama dengan soal siswa di Jakarta," katanya.


Informed by Anastasia (UQISA)

2. Finlandia

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.
Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.
Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia? Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.

Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu.
Bandingkan dengan Korea , ranking kedua setelah Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu
Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran!
Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Inimembantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan bekeja lebih bebas.Guru tidak harus selalu mengontrol mereka.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah, Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah.

Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel
. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan, sambungnya.Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA , sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.

Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya! Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.

Diambil dari Top of the Class - Fergus Bordewich
Original message: 1001Buku.org

cheers,
Dessy Ksari (UQISA)

----------------------
so...the decision to make a difference is all up to you...

Monday, April 28, 2008

sElAmAt HaRi LaHiR

Begitu menginjak tanggal 28 April setiap tahunnya, hadir dua rasa yang menyelinap ke dalam raga. senang & khawatir...

Senang karena alhamdulillah aq telah diberi kesempatan untuk hidup satu tahun lagi, mencoba mengumpulkan bekal untuk dibawa pulang ke akhirat nanti.
Khawatir karena aq tak yakin kalau 30 tahun yang telah ku jalani selama ini bermanfaat atau tidak, mengundang ridho Illahi atau tidak, dan sampai berapa lama lagi aku akan tinggal di dunia yang indah & fana ini...who knows...

anyway...merasakan hari kelahiran di negeri orang yang notabene jauh dari keluarga itu sangatlah berbeda. mana hari ini gw setengah harian di kampus..ngajar INDN jam 2 trus kuliah Applix jam 5...baru pulang jam 8.30 malem...whuihh...sekarang ini aq baru kurang menikmati hari Senin :( padahal semester kemaren, keadaannya bertolak belakang. Senin gw libur man!!!!!!
sutra lah...segala sesuatu kan tidak akan terus menetap di tempat yang sama...maksud loe? maksud gw.....gw pengen kalo hari ultah gw tuh, bisa gw rayakan secara khusus sama suami gw disini...tapi...apa daya...kali ini gw mengalami perayaan ultah yang rada aneh...
tapiiii, gw gak kecewa karena hari ini gw banyak dapetin ucapan2 selamat & do'a2 yang indah dari orangtua tersayang, ade yg ganteng, sahabat2 di Indo (Debby & Yayah), dan jugaaaa temen2 ISABne, APS classic. makasih buanyak ya semuaaaa...thanks a lot!

so...biasanya kalo di Rawasari..pas lagi gw ultah...papa & mama dah cari kue black forest di beberapa toko2 yg menurut gw menjual kue2 yg eunak2 :p dan pada malam harinya, semua anggota keluarga ngumpul di ruang tengah lalu memberi ucapan selamat ultah ke gw diiringi dengan pemotongan kue. cukup simpel seh..tapi rasanya itu loh...bahagia & seneng banget.. abis itu gw yang bakalan dapet potongan kue terbesar, lengkap dengan segala hiasan kue2nya, hi..hi..hi...
mmm, mungkin hari ini papa tidak perlu cape2 keliling cari black forest lagi yah pah...tapi kalo tahun depan kk dah balik, black forestnya minta dua yah ;-)

jika diijinkan memohon, hanya satu yang gw pinta di hari bahagia ini. semoga Allah selalu membahagiakan orang2 yang gw sayangi & cintai selamanya :)

akhir kata...."selamat ulang tahun my love & sweet (mmuaahh). semoga Allah SWT selalu memberkahi hidup kita & memberikan keturunan yang soleh & solehah...amin ya robbal alamin" dari suamiku tersayang (terima kasih yang...)

Robbi auzi'ni an asykuro ni'matakallati an'amta 'alayya wa 'ala waalidayya wa an na'mala solihan tardhohu wa'adkhilni birahmatika fi 'ibaadika assholihin...
terima kasih banyak ya Allah

Sunday, April 20, 2008

amazing children


komen belakangan, yang penting liat dulu video2 ini ;-)

http://www.youtube.com/watch?v=3bbTcJRN4NE&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=RWH6eOs2aA4&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=lsj9GPd5YTg&feature=related


speechless...
subhanallah Allahuakbar


jadi pengen cepet2 punya anak :D
(ilmu mendidik anaknya juga harus dikaji lagi dong han!)
i know .. i know... thanx for the reminder

Friday, April 11, 2008

Sekilas tentang "CALL evaluation"

Today’s world is equipped with technological products that help humans fulfilling their needs. Computer Assisted Language Learning (CALL) software (stand alone or network basis) is one of the technological products that can be used in teaching-learning process. In order to get benefits of this products teacher should understand features offered by the products, one of the way is through evaluation. From the evaluation, teacher may have software’s general information and then be able to choose the appropriate software for their teaching setting. There are many evaluation criteria available on books, journals, articles and the internet that can be used by teachers to evaluate their software. In this essay, the writer chooses two evaluation criteria offered by Claire Bradin and Evalutech website which can be used by high school Arabic teachers in Indonesia to evaluate their existing software.


For the last one year, I have worked in language teacher training institution in Jakarta. Bahasa Indonesia, Arabic, Japan, Dutch, Chinese (Mandarin), English and French teachers are trained in the institution annually. My department, Arabic language, conducts three trainings three in a year for high school Arabic language teachers. The trainings conducted from basic, intermediate and advanced level gradually. In intermediate and advanced level teachers are given CALL software trainings. In this session, student-teachers are introduced to several CALL software which can be used in their schools and, of course, they are trained how to use it.
Most of the time, CALL software trainers choose software which is run in Windows operating system, inexpensive, applicable to many computers, and most of them do not require internet access since most of computers in the student-teachers’ schools do not have internet connection. From the trainings that I have attended, the trainers and the student-teachers did not evaluate the content of the software whether it suits or not with pedagogical goals. The criteria purposed by Bradin (ref) and Evalutech website would help the trainers and the student-teachers to choose appropriate software that meet pedagogical goals and learner needs.

Bradin (1999) tried to offer several evaluation criteria which can help teacher before using the CALL software. For me, the criteria is easy to understand and can measure the quality of the software. The first criterion is feasibility. The feasibility criterion covers the basic principles in using the software. Specification of computer, computer network, internet connection, software prize, and its ability to be used by many computers are covered in feasibility criteria. These criteria are very important since no matter how good the software is but it can not be used in the available computers and its prize is unaffordable it is useless. The internet connection is also important to get the most recent software’s information nevertheless, not many schools in Indonesia have internet access. The second criterion is quality. In this criterion the teacher has to evaluate the content, format and operation of the software. All of these criteria help the teacher to know whether the software meet pedagogical goals, learner need, and user-friendly.
The evaluation criteria in Evalutech website are more detailed than Bradin’s. In the content criteria, Evalutech offers three categories that should be evaluate in CALL software. The categories are accuracy (deals with unbiased and up to date information, grammatical correctness, authority, author’s and website’s reputation, and available contact number or current address), appropriateness with learner ability and pedagogical goals, and scope of software’s information. The technical aspects in Evalutech are similar to operation criteria in Bradin article. In my opinion, Bradin and Evalutech criteria can help Arabic language teachers in choosing the appropriate CALL software for their learning environment.

Based on the above strengths, I use Bradin’s and Evalutech’s criteria in creating CALL software evaluation form. Beside that, I also add one criterion, i.e. scoring, that might help teacher measuring learner proficiency and also for learner to know how far he/she has understood the materials.


The development of technology brings benefits to educational environment. CALL software is one of the benefits that can be used by teachers in teaching-learning process. There are many CALL software available online and offline with different features and prizes. As far as I know, learner is more eager to learn a language by using CALL software because it provides interesting activities that learner can choose. Therefore teacher should be able to choose the CALL software that meets pedagogical goals, learner needs and, can be used in school computers. Software evaluation criteria, especially Bradin’s and Evalutech’s, may help the teacher in choosing the appropriate software for the learners.
Nothing is perfect. There is no perfect CALL software (stand alone or network basis) that can meet the above requirements. Teacher creativity still required to fill the gap. Using more than one CALL software and interactive teaching method may improve students’ language skills.

Reference:
Bradin, C. (1999). CALL Issues: Instructional Aspects of Software Evaluation (Vol. VI). Alexandria: TESOL.

Monday, March 31, 2008

cahaya diatas cahaya

God is the Light
by Yusuf Islam & Raihan

How great the wonders of the heavens
And the timeless beauty of the night
How great – then how great the Creator?
And its stars like priceless jewels
Far beyond the reach of kings
Bow down for the shepherd guiding him home.

But how many eyes are closed
To the wonder of this night?
Like pearls, hidden, deep beneath a dark
Stream of desires.
But like dreams vanish with the call to prayer
And the dawn extinguishes night – here too are signs.
God is the Light - God is the Light

How great the beauty of the Earth and the creatures
Who dwell on her.
How great – then how great the Creator?
As its mountains pierce the clouds
High above the lives of men
Weeping rivers for thousands of years.

But how many hearts are closed
To the wonders of this sight?
Like birds in a cage, asleep with closed wings
But like work stops with the call to prayer
And the birds reside – here too are signs
God is the Light – God is the Light

How great the works of man and the things he makes
How great – then how great the Creator?
Though he strives to reach the heavens
He can barely survive
The wars of the world he lives in.

Yet, how many times he’s tried,
Himself to immortalise?
Like his parents before him in the Garden of Eden
But like the sun sets with the call to prayer
And surrenders to the night here too are signs
God is the Light Everlasting
God is the Light Everlasting
God is the Light Everlasting
God is the Light Everlasting

-------
I love this song very much, it always remind me of ALLAH SWT and His rahmaan & raheem.
Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah Allahu Akbar

------
  • Lyrics from http://www.seeklyrics.com/lyrics/Yusuf-Islam/God-Is-The-Light.html
  • Picture from http://image59.webshots.com/559/4/50/44/2485450440037749312aYTMbY_fs.jpg

Monday, March 24, 2008

mid-semester break..are you sure?



walaupun mid-semester break judulnya...gak ada bedanya ama hari2 kuliah biasanya...tugas numpux..bikin gw makin pusing tujuh keliling aja :((

mana yang harus dikerjakan duluan???
rencana hari ini mau ngerjain book review utk mata kuliah applied linguistics & language studies...tapi begitu ngeliat buku yg mau direview itu ada 300 halaman lebih..jadi ciut nyali gw...mau cari buku yg rada tipisan, kalah cepet, dah dipinjem semua ama org lain..walhasil harus tetap bertahan dng bukunya Grabe & Kaplan...oooo goshhhh....

((tugas2 yg lain gimana)..??? don't remind me about it please.......i'll do it!! i have to do it!!! i'll promise!

terbang ke Indonesia dulu ahh....

ade sepertinya lg sendirian di jakarta, gw di Brissi, papa & mama ada di Luhu...mm..hal yg besar pasti akan terjadi...
mau tinggal dimana de? jakarta atau ambon? atau mau pindah ke negara lain? he..he..he...
kalo gw...dah mesti harus balik ke P4TK Bahasa stlh menyelesaikan study di UQ...mau gak mau...eit, tunggu..gw emang mau balik koq...i don't have any plan at all to stay at St.Lucia :p i still love my homeland...no matter how unpredictable its situation is....sekali Indonesia tetep Indonesia :))

ngomong2 ttg negara sendiri...insya Allah Rabu ini (26 Maret 2008) gw & temen2 UQISA (organisasinya mahasiswa Indonesia yg sekolah di UQ) diundang utk memainkan angklung di Griffith Uni dlm rangka merayakan National Harmony Day (semoga keharmonisa teteap ada di negara kangguru ini...amin...). Alhamdulillah sebelumnya angklungers (para pemain angklung) juga telah diundang oleh penyelenggara yg sama di multi-faith seminar di Mt.Gravat.
dulunya seh padahal cuma iseng2 aja...ngisi2 waktu sambil nunggu suami nyusul ke brissi..eh tau2nya kepincut & sampe skrng masih seneng banget ngegoyang nada sol :p & suami dng senang hati melepas kepergianku utk latihan & manggung...jadi makin sayang & cinta....hi..hi..hi....

balik ke book review lagi yuk...1/2 jam lagi jam belajar abis & saatnya cinderalla beranjak ke peraduan...

-----
Picture from http://www.mala.bc.ca/~soules/media112/zine/stephen/3r.gif